Saturday, December 06, 2025

10 BAHAYA BID'AH DALAM AGAMA


10 BAHAYA BID'AH DALAM AGAMA 

Yulian Purnama, S.Kom. 

Bid’ah dalam agama adalah perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Bid’ah di sini adalah tata cara beragama yang tidak ada tuntunannya dari syari’at. Imam Asy-Syathibi (wafat 790 H) menjelaskan definisi bid’ah sebagai berikut:

طريقة في الدين مخترعة تضاهي الشرعية، يقصَد بالسلوك عليها المبالغة في التعبد لله سبحانه

“Bid’ah adalah sebuah tata cara beragama yang diada-adakan, menyerupai syariat, dilakukan dengan maksud berlebih-lebihan dalam ibadah kepada Allah Subhanah.”

(Al-I’tisham, 1/37)

Bid’ah dalam agama selain terlarang juga memberikan bahaya bagi pelakunya. Di antaranya berikut ini:

Pertama: Amalan bid’ah-nya tertolak

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” 

(HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.”

 (HR. Muslim no. 1718)

Kedua: Bid’ah merupakan kesesatan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setiap memulai khotbah biasanya beliau mengucapkan,

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan.”

 (HR. Muslim no. 867)

Dalam riwayat An-Nasa’i,

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.”

(HR. An-Nasa’i no. 1578, disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An-Nasa’i)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunahku dan sunah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” 

(HR. At-Tirmidzi no. 2676. ia berkata, “Hadis ini hasan sahih”)

*Ketiga:* Pelaku bid’ah sulit bertobat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ

“Sungguh Allah menghalangi tobat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya.” 

 (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath no.4334. Disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 54)

*Keempat:* Terhalangi dari telaga Rasulullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

“Aku akan mendahului kalian di Al-Haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari Al-Haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu.’“ 

(HR. Bukhari no. 6576, 7049)

Dalam riwayat lain disebutkan,

إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى

“(Wahai Rabb), sungguh mereka bagian dari pengikutku.” Lalu, Allah berfirman, “Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku.” 

(HR. Bukhari no. 7050)

Al-’Aini ketika menjelaskan hadis ini, beliau berkata, “Hadis-hadis yang menjelaskan orang-orang yang demikian, yaitu yang dikenal oleh Nabi sebagai umatnya, namun ada penghalang antara mereka dan Nabi, dikarenakan yang mereka ada-adakan setelah Nabi wafat. Ini menunjukkan setiap orang mengada-adakan suatu perkara dalam agama yang tidak diridai Allah itu tidak termasuk jemaah kaum muslimin.

Seluruh ahlul bid’ah itu adalah orang-orang yang gemar mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada, juga orang-orang zalim dan ahli maksiat, mereka bertentangan dengan Al-Haq.

Orang-orang yang melakukan itu semua, yaitu mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada apa yang tidak ada ajarannya dalam Islam termasuk dalam bahasan hadis ini.” 

(Umdatul Qari, 6/10)

Kelima: Bid’ah merupakan maksiat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

انَّهُ سَيَلِي أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِي رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ ، وَيُحْدِثُونَ بِدْعَةً ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ” ، قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ بِي إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ ؟ قَالَ : ” لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ ” ، قَالَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

“Sungguh di antara perkara yang akan datang pada kalian sepeninggalku nanti, yaitu akan ada orang (pemimpin) yang mematikan sunah dan membuat bid’ah. Mereka juga mengakhirkan salat dari waktu sebenarnya.” Ibnu Mas’ud lalu bertanya, “Apa yang mesti kami perbuat jika kami menemui mereka?” Nabi bersabda, “Wahai anak Adam, tidak ada ketaatan pada orang yang bermaksiat pada Allah.” Beliau mengatakannya 3 kali. (HR. Ahmad no.3659, Ibnu Majah no.2860. Disahihkan Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 2864).

*Keenam:* Mendapatkan dosa jariyah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّهُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا ، وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا يَرْضَاهَا اللَّهَ وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا

“Barangsiapa yang sepeninggalku menghidupkan sebuah sunah yang aku ajarkan, maka ia akan mendapatkan pahala semisal dengan pahala orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Barangsiapa yang membuat sebuah bid’ah dhalalah yang tidak diridai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” 

(HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadis ini hasan.”)

Ketujuh: Merebaknya bid’ah merupakan tanda akhir zaman

Hadis dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

يا رسولَ اللهِ ! إنا كنا بشرٌ . فجاء اللهُ بخيرٍ . فنحن فيه . فهل من وراءِ هذا الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : هل من وراءِ ذلك الشرِّ خيرٌ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : فهل من وراءِ ذلك الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : كيف ؟ قال ( يكون بعدي أئمةٌ لا يهتدون بهدايَ ، ولا يستنُّون بسُنَّتي . وسيقوم فيهم رجالٌ قلوبُهم قلوبُ الشياطينِ في جُثمانِ إنسٍ ) قال قلتُ : كيف أصنعُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! إن أدركت ُذلك ؟ قال ( تسمعُ وتطيع للأميرِ . وإن ضَرَب ظهرَك . وأخذ مالَك . فاسمعْ وأطعْ )

“Wahai Rasulullah, dulu kami orang biasa. Lalu, Allah mendatangkan kami kebaikan (berupa Islam), dan kami sekarang berada dalam keislaman. Apakah setelah semua ini akan datang kejelekan?”

Nabi bersabda, “Ya.”

“Apakah setelah itu akan datang kebaikan?”

Nabi bersabda, “Ya.”

“Apakah setelah itu akan datang kejelekan?”

Nabi bersabda, “Ya.”

Aku bertanya, “Apa itu?”

Nabi bersabda, “Akan datang para pemimpin yang tidak berpegang pada petunjukku dan tidak berpegang pada sunnahku. Akan hidup di antara mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan namun berjasad manusia.”

Aku bertanya, “Apa yang mesti kami perbuat wahai Rasulullah jika mendapati mereka?”

Nabi bersabda, “Tetaplah mendengar dan taat kepada penguasa, walau mereka memukul punggungmu atau mengambil hartamu, tetaplah mendengar dan taat.” 

(HR. Muslim no.1847)

Tidak berpegang pada sunah Nabi dalam beragama artinya ia berpegang pada sunah-sunah yang berasal dari selain Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan ke-bid’ah-an.

Kedelapan: Disebut sebagai bukan golongan Nabi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا ، فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ ، فَقَالَ : ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu ’alaihi wasallam. Setelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka.

Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?”

Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan salat malam selama-lamanya (tanpa tidur).”

Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka.”

Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”.

Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya, “Kalian berkata begini dan begitu. Adapun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku salat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunahku, maka bukanlah dari golonganku.” 

(HR. Bukhari no.5063)

Kesembilan : Bid’ah itu merusak hati

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

الشرائع أغذية القلوب، فمتى اغتذت القلوب بالبدع، لم يبق فيها فضل للسنن، فتكون بمنزلة من اغتذى بالطعام الخبيث

“Syariat-syariat Islam (yang sahih) adalah gizi yang menyehatkan hati. Ketika anda memberi nutrisi bagi hati anda berupa kebid’ahan, maka tidak akan ada lagi keutamaan sunah-sunah Nabi dalam hati anda. Ini sebagaimana orang yang makan makanan yang buruk.” 

(Iqtidha Shiratil Mustaqim, 2/104)

Kesepuluh: Mematikan sunah dan menjauhkan darinya

Seorang tabi’in, Hasan bin ‘Athiyah rahimahullah mengatakan,

ما ابتدع قوم بدعة في دينهم إلا نزع الله من سنتهم مثلها ولا يعيدها إليهم إلى يوم القيامة

“Tidaklah suatu kaum melakukan suatu perkara yang diada-adakan dalam urusan agama mereka (bid’ah) melainkan Allah akan mencabut suatu sunah yang semisal dari lingkungan mereka. Allah tidak akan mengembalikan sunah itu kepada mereka sampai kiamat.” 

(Lammud Durril Mantsur, hal. 21).

Ibnul Jauzi (wafat tahun 597H) berkata,

وقد لبس إبليس عَلَى خلق كثير من العوام يحضرون مجالس الذكر ويبكون ويكتفون بذلك ظنا منهم أن المقصود إنما هو العمل وإذا لم يعمل بما يسمع كان زيادة فِي الحجة عَلَيْهِ وأني لأعرف خلقا يحضرون المجلس منذ سنين ويبكون ويخشعون ولا يتغير أحدهم عما قد اعتاده من المعاملة فِي الربا والغش فِي البيع والجهل بأركان الصلاة والغيبة للمسلمين والعقوق للوالدين

“Iblis telah menipu kebanyakan orang awam, yaitu mereka yang menghadiri majelis-majelis yang membuat mereka menangis dan mereka merasa puas dengannya. Mereka menyangka itulah tujuan dan itulah amalan kebaikan. Jika mereka tidak mengamalkan apa yang mereka dengan dalam majelis-majelis itu, mereka akan dituntut di akhirat kelak. Dan sungguh aku mengenal orang yang menghadiri majelis-majelis tersebut bertahun-tahun, menangis dan merasa puas dengannya, namun tidak ada yang berubah dari kebiasaannya bermuamalah riba, berbuat curang dalam jual-beli, jahil terhadap rukun-rukun salat, menggibahi orang lain, dan durhaka terhadap orang tua.” 

(Talbis Iblis, 1/348)

Demikian sebagian bahaya bid’ah yang mengancam pelakunya. Semoga membuat kita semakin takut dan waspada terhadap ke-bid’ah-an dan semakin semangat menjalankan apa-apa yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Wallahu waliyyut taufiq was-sadad.

***

Penulis: Yulian Purnama

Sunday, November 30, 2025

Kalifah umar sg nile

Umar  Hantar pada sg nile

Wahai sg Jika kamu mengalir kerana laparkan perempuan, tak mengalir pun tak apa.

Jika kamu mengalir takutkan allah, mengalirlah kamu atas perintahnya.

Saturday, October 11, 2025

Sekolah tahfiz

 Tak tahu cerita sebenar, jangan memandai buat andaian dan sangkaan. Selidik dan tabayun dulu, dapat maklumat dua dua pihak. Banyak kemungkinan.

Ada kes guna nama sekolah tahfiz tapi guna duit sumbangan untuk kepentingan peribadi spt rumah banglo,kereta mewah. Dan sengaja biarkan uzur supaya ada yang kesihan,

Prefef sekolah tahfiz diseliakan dibawah majlis ugama islam negeri.

1. Pemantauan duit derma disaluarkan

2. Pemantauan penerimaan duit derma

3. Pemantauan perbelanjaan

4. Pemantauan status projek pembinaan.

5. Pengauditan berkala.

6. Ada rekord peraakuanan yang lengkap

7. Mengunakan Akaun Bank peribadi atau sekolah tahfiz

Orang sekarang berani menipu secara terang terang.

Monday, October 06, 2025

Jangan harap orang tertentu menjaga kamu bila dah tua

 Ada kisah yg jadi pengajaran.

Ibu bapa melebihkan anak tertentu dengan mengarapkan ia menjaganya bila ia dah tua. Tapi anak yang ia musuhi sejak kecil yang menjaganya bila ia tua. Anak ia ia harap menjaganya membiarkannya malahan sibuk menuntut harta semasa ia hidup hingga ia meninggal dunia.

Kakak sulung berkorban membantu adik beradik dan support perbelanjaan kenduri perkahwinan, akikah, korban dan lain lain bantuan termasuk urusan hutang, beli kenderaan mengharapkan adik beradiknya tidak membiarkan bila ia tua. 

Tapi realitinya bila ia sudah berumur ,warga emas dan sakit tak bolih menguruskan dirinya dibiarkan malahan orang yang bukan kaitan darah dagingnya yang menjaga dan mrnguruskannya.Mulalah mengungkit dan bertambah benci dikalangan adik beradik. Macam merempat duduk dari satu rumah kerumah lain walaupun ada rumah sendiri sebab tidak ada adik beradik mahu menguruskan dirinya walaupun berduit.Bila dah meninggal dunia, adik yang  beradik tak kisah masa hidup tapi sibuk buat tahlil arwah untuknya dan sibuk menuntut harta di mati

Moral of story jangan mengharap dan berkata pada mereka bahawa mereka akan menjaganya bila ia tua atau sakit yang tak bolih uruskan diri sendiri.

Ada seorang yang masa muda walaupun ada anak ramai. Ia tidak mengharapkan anaknya menjaganya bila ia tua  .Ia cakap bahawa ia berharap allah jaganya bila ia tua.. Semasa tua ia tinggal dgn anak saudaranya. Ia sihat dan bolih uruskan dirinya hingga ia meninggal dunia.Dengan kesihatannya ia bolih bawa kereta dan merata berjalan.Anak anaknya rajin datang melawatnya.Ia meninggal dunia keadaan tenang dirumah anaknya bermula demam satu minggu. Walaupun ia  demam ia bolih uruskan dirinya.


Tuesday, August 12, 2025

Hadis nabi. Pertentangan. Dlm surah at taubah 30

 Terdapat sebuah hadith yang menjelaskan perkara ini, iaitu kisah seorang lelaki yang hampir memeluk Islam, namanya Addi bin Hatim, tetapi beliau belum jelas tentang agama Islam. Apabila beliau mendengar ayat ini, beliau berkata ketika beliau beragama Nasrani, mereka tidak menyeru dan memuja ulama’ dan rahib mereka.


Nabi ﷺ beritahu, tidakkah dia mengikut hukum yang difatwa oleh ahbar dan rahib itu? Addi mengaku kata memang ada. Maknanya, penganut itu ikut sahaja fatwa yang ahli agama mereka beri sebagaimana mereka mengikut arahan Tuhan. Maka ulama’ mereka itu seolah-olah sudah sama kedudukan dengan Tuhan sehingga boleh menetapkan hukum pula. Golongan awam hanya mengikut sahaja walaupun ajaran mereka itu dan hukum yang mereka keluarkan tidak mengikut kehendak Allah ﷻ.


Oleh itu, apabila pemuka agama mereka menghalalkan yang haram dan menghalalkan yang haram, pengikut itu hanya mengikut sahaja. Tidakkah itu menjadikan pemuka agama mereka itu sebagai tuhan/rabb? Kerana sepatutnya mengharamkan dan menghalalkan adalah haq Tuhan. Oleh kerana mereka mengiyakan apa yang dikatakan oleh ulama’ dan rahib mereka itu, maka mereka juga telah kufur.

Saturday, August 09, 2025

Perbalahan antara ahli ugama

 Perbalahan antara ahli ugama.

Perbalahan tidak ada penamat, kerana orang yang mempertahankan keegoanya,takut hilang pengaruh,tak terima pendapat orang lain ,walaupun bersumber alquran dan hadis.Perkara kilaf dalam ibadat menjadi sebagai wajib buat tak ada alternatif.

Berbalahan dalam bidang  tasauf,ketuhanan, alam ghaib,perkara tak ada rujukan sahih dari alquran dan hadis dan ijmak ulama benar. Mereka memandai mandai mebuat andaian sebagai hujah.

Perbalahan berlaku sebab dua golongan

1. Ikut dan pertahankan hadis dan alquran dan ulama yang benar.

a. Amalan ikut yang ditetapkan oleh nabi saw dan alquran.

b. Menyanggah amalan tak ada sunah nabi dan alquran

b. Menyanggah amalan bertentangan dengan sunah nabi dan alquran

c. Mengikut Kepercayaan ,tauhid dari sumber alquran dan hadis. Spt allah ada di arasy, tak ada dalil nur muhammad.

d. Menyanggah kepercayaan tauhid, tasauf tak ada dalam hadis nabi dan alquran

e. Menyanggah kepercayaan,tauhid ,tasauf bertentangan dengan hadis nabi dan alquran.

f. Penceramah, ustaz tabayun dan menilai kesahihan hadis sebelum diwar warkan.

g. Mendahulukan  amalan sunah nabi dari amalan rekaan samaada dari ustaz atau ulama.


2. Tak ikut sunah nabi dan alquran atau bertentangan dengan sunah nabi dan alquran dan ijmak ulama muktabar.(bidaah)

a. Membuat amalan tidak ada dalam hadis nabi dan alquran

b. Membuat amalan bertentangan dengan hadis nabi dan alquran.

c. Taksub kitab lama yang amalan, kepercayaan,tauhid sedikit atau tak bersumber dari alquran malahan bertentangan dengan hadis dan alquran.

d. Taksub pada rekaan kepercayaan,tauhid ,alam ghaib ,tasauf yang tak ada dalam hadis nabi dan alquran

e. Taksub pada isi kandungan kitab kitab syeh syeh yang bertentangan hadis nabi dan alquran.

f.Percaya cerita karut,tak logik ,alasannya tak mustahil bagi Allah, jika Allah kata jadi,maka jadilah, ilmu ,fahaman awam tak sama dengan ilmu fahaman maqam tinggi. Makrifat tinggi dan rendah. 

g. Spin fakta

h. Tak terima pendapat orang walaupun hujah benar dari sumber alquran hadis nabi , ijmak ulama.

i. Percaya dan taksub cerita karut kehebatan wali,kasaf, makhrifah,tabaruk dan zikir sesat.

j. Ikut ulama membuta tuli walaupun asasnya bertentangan ajaran alquran dan sunah.

k. Mendahulukan amalan rekaan ustaz,ulama, tok guru dan orang di nobat wali dari amalan nabi , sunah nabi dan dalam alquran.Atau mengantikan amalan nabi,sunah nabi,alquran dengan amalan rekaan ustaz,ulama,tok guru dan orang dinobatkan wali.Syair arab diutamakan dan  dijadikan zikir menggantikan zikir yang dianjurkan nabi saw

l ulama atau ustaz tak tabayun menilai kesahihan hadis dan hadis palsu dijadikan sandaran atau hujah.

i. 

Bahaya bila  golongan kedua,berkuasa dalam pemerintahan dengan mengunakan kuasa untuk mempertahankan kepercayaannya, amalannya dan mengunakan kuasanya  menekan golongan pertama. Maka kesesatan berkembang dengan cepat.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai (melakukan sesuatu perkara) sebelum (mendapat hukum atau kebenaran) Allah dan RasulNya; dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.

(Al-Hujuraat 49:1)

Makna ayat ini memberk amaran pada orang beriman supaya tak buat bidaah.

Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) dari agama kamu (setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya). Sebab itu janganlah kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar kepadaKu. Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redhakan Islam itu menjadi agama untuk kamu. Maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda-benda yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa (maka bolehlah ia memakannya), kerana sesungguhnya Allah maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.


(Al-Maaidah 5:3)


Rasulullah SAW bersabda, "Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selagi mana kamu berpegang dengannya iaitu kitab Allah (al- Quran) dan sunnah Nabi-Nya (Sunnah Nabi SAW).” (HR Malik, Al-Muwatta', No.8 Okt 2022.

Surah An-Nisa' ayat 59: "... Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.". 

Ayat ini mencabar keimanan sesorang menegaskan bahawa mengembalikan perselisihan kepada Al-Quran dan Sunnah adalah tuntutan keimanan dan juga merupakan cara untuk mendapatkan keselamatan dan kebaikan. 

Daripada Anas r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw., "Selagi akan ada di akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan ulama yang fasiq". (Riwayat Ibnu Ady) 


Ahli ibadah yg jahil adalah membuat ibadah tak ikut sunah dan bertentangan dgn sunah nabi dan alquran.


 Ulama yang fasiq adalah memandai mandai buat cerita karut ,melalut,kurafat berkenaan tasauf,tauhid,ketuhanan alam ghaib,spin, amalan tanpa merujuk pada alquran dan hadis nabi saw malahan bertentangan dgn alquran dan hadis nabi saw menjadi ikutan.

Katakanlah (wahai Muhammad): "Mahukah Kami khabarkan kepada kamu akan orang-orang yang paling rugi amal-amal perbuatannya?

(Al-Kahfi 18:103)

(Iaitu) orang-orang yang telah sia-sia amal usahanya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahawa mereka sentiasa betul dan baik pada apa sahaja yang mereka lakukan".(Al-Kahfi 18:104

Merekalah orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat Tuhan mereka dan akan pertemuan denganNya; oleh itu gugurlah amal-amal mereka; maka akibatya Kami tidak akan memberi sebarang timbangan untuk menilai amal mereka, pada hari kiamat kelak.

(Al-Kahfi 18:105) |

Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran, dan rezekikanlah kepada kami untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan itu sebagai kebatilan dan rezekikanlah kepada kami untuk menjauhinya, dan jangan jadikannya terkeliru atas kami sehingga kami sesat. Dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang yang bertaqwa.


Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sesat,atau disesat, gelincir atau digelincirkan, dizalimkan, atau menzalimkan orang lain atau diperbodohkan atau memperbodohkan diri. 


Aaamiiin .Aaamiiin






Sunday, July 13, 2025

Wahabi

 WAHABI

Modal para ustaz,penceramah ,orang bila kalah hujah atau mempertahankan hujahnya dengan tuduh wahabi sesiapa tak sealiran dengannya.Dah jadi senomin bahawa wahabi itu sesat.

Bila tanya spt dibawah ini apakah wahabi. Mereka tak dapat jawab

1. Apakah kitab wahabi gunakan

2.Senaraikan ajaran atau amalan wahabi.

3. Adakah buat perbandingan ajarannya dan amalannya  wahabi dgn alquran dan sunah nabi saw

4.adakah buat perbandingan ajaran yang kamu terima dgn alquran dan sunah nabi.

5.baru buat analisa 

6.buat keputusan.


Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran, dan rezekikanlah kepada kami untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan itu sebagai kebatilan dan rezekikanlah kepada kami untuk menjauhinya, dan jangan jadikannya terkeliru atas kami sehingga kami sesat. Dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang yang bertaqwa.


Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sesat,atau disesat, gelincir atau digelincirkan, dizalimkan, atau menzalimkan orang lain atau diperbodohkan atau memperbodohkan diri. 


Aaamiiin .Aaamiiin